BAB 2
ALAM SEMESTA
Alam Semesta
adalah ruang dimana di dalamnya terdapat kehidupan biotik maupun abiotik serta
segala macam peristiwa alam yang dapat diungkapkan maupun yang belum dapat
diungkapkan oleh manusia.
TEORI TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA
· Teori Dentuman
Berdasarkan teori ini, alam semesta terbentuk karena
adanya ledakan massa yang sangat hebat yang disebabkan oleh adanya reaksi inti.
· Teori Ekspansi dan Kontraksi
Teori ini mengungkapkan bahwa galaksi dan
bintang-bintang terbentuk pada saat masa ekspansi.
GALAKSI
Galaksi
(Yuniani: galaxias, Milky Way) adalah kumpulan bintang-bintang,
bersama dengan awan interstellar berupa debu dan gas (nebulae) yang menempati
volume yang sangat besar di angkasa.
Tipe galaksi berdasarkan bentuknya:
1. Galaksi
elips
Galaksi Elips adalah
galaksi yang sudah tua, terbentuk dari bintang-bintang yang sudah tua, lebih
redup dibandingkan dengan tipe spiral, dengan banyak bintang merah besar,
mengandung sedikit awan gas dan debu interstellar, pembentukan bintang baru
sudah berhenti.
2. Galaksi
spiral
Galaksi Spiral
berbentuk spiral amat besar dengan inti di tengah (nukleus) dan lengan spiral
dan cakaram (disk). Pada lengan ini terkonsentrasi debu dan gas (nebulae),
dimana terdapat pembentukan bintang aktif. Tipikal galaksi spiral terdiri dari
100.000 juta bintang dan berdiameter 100.000 tahun cahaya. Mempunyai halo
galaktik yang mengandung gas dan debu, bintang individual dan globular
cluster.
3. Galaksi
tidak beraturan
Galaksi tak beraturan
terdiri dari bermilyar-milyar bintang muda, tidak mempunyai bentuk yang pasti.
BINTANG
· Matahari
adalah bintang
· Bintang
lain yang terdekat adalah proxima centuri (berjarak 1,31 PC) 1 PC (parsec)
= 206.265 AU (astronomical unit) 1 AU = jarak matahari ke Bumi = 149,6 juta km.
SISTEM TATA SURYA
Sistem Tata Surya (The
Solar System) adalah suatu sistem organisasi yang teratur pada matahari di mana
matahari sebagai pusat peredaran dan dikelilingi oleh pengikut-pengikutnya
(planet, satelit, asteroid, komet, dan meteor). Semua pengikut matahari mengelilingi
matahari dengan garis edar tertentu.
1. Matahari
Matahari adalah
bintang kuning, berbentuk bola, dengan diameter 865.000 mi (1 mi = 1,609 km),
lebih dari 100X diameter bumi. Salah satu bintang anggota galaksi Milky Way
(Bima Sakti). Matahari sangat penting bagi proses kehidupan di Bumi karena
mensuplai panas, cahaya, dan radiasi lain.
Matahari
memiliki garis tengah: 1.392.000 kmmassa : 331.950 massa bumi.Temperatur
permukaan matahari mencapai 6.000°K, inti mencapai 15.000.000°K, bintik-bintik
hingga 4.000°K, dan tekanan mencapai 400x109 atm bumi.
2. Planet
Planet adalah Benda
langit yang tidak memiliki sumber cahaya sendiri.
Planet-planet dalam
Tata Surya berbeda-beda dalam ukuran dan komposisi, terdiri:
· Kelompok
Planet Dalam: planet-planet yang dekat dengan matahari, ukuran relatif kecil,
solid, rocky, massa jenis besar (Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars)
· Kelompok
Planet Luar: planet-planet yang jauh dari matahari, gas planets,
terbentuk sebagian besar oleh H dan He (Jupiter, Saturnus, Uranus, dan
Neptunus. Planet terluar, Pluto, berukuran kecil dan terdiri dari es)
3. Bumi
Bumi
memiliki Garis tengah ekuatorial : 7.923 mil. Sedangkan antarkutub
7.900 mil. Berat jenis : 5,5 dan beratnya 6,6 x 1021 ton.Inti dalam bumi
tebalnya 815 mil, inti luar 1.360 mil, mantel bumi 1.800 mil dan lapisan
lithosfer 20 mil. Lapisan bumi yang cair disebut hidrosfer yang menutupi 71%
muka bumi dengan kedalaman rata-rata 4.000 meter. Sedangkan lapisan yang berupa
gas disebut atmosfer, terdiri dari troposfer setebal 10 mil.
ANGGOTA TATA SURYA
· Asteroid
Asteroid :
planet-planet kecil berada di lintasan antara kelompok planet dalam dan planet
luar (antara Mars dn Yupiter). Bervariasi antara tipe karbon dan tipe silikon
(carbonaceous and siliceus type).
Ceres adalah asteroid
terbesar yang telah diketahui (Æ 1000 km). Chiron adalah asteroid asing
yang mengorbit di antara Saturnus dan Uranus.
· Komet
Komet disebut juga
dengan "Bintang berekor". Mengelilingi matahari dengan orbit
eliptikal. Periode orbit bisa sangat lama dan sangat jauh dari Tata Surya.
Tidak memiliki cahaya sendiri. Komet mempunyai inti yang mengandung air beku,
methan, karbondioksida, partikel batuan, dikelilingi debu dan gas.
· Meteor
Meteor adalah Benda
langit yang sangat kecil, bergerak mengelilingi matahari seperti planet. Ketika
melintas terlalu dekat ke Bumi dan memasuki lapisan atmosfer akan terlihat
berbentuk jalur cahaya. Hujan meteor sering terlihat berkala di Bumi, yang
terkenal adalah hujan Perseid yang menerangi langit malam pada setiap 27 Juli
dan 17 Agustus. Meteor dapat muncul sebagai individu dan tidak terduga atau
berkelompok dan muncul setiap tahun atau setiap beberapa tahun sekali. Bergerak
dalam jalur tertentu, maka muncul dari titik yang sama di langit : Perseid dari
Perseus, Lyrid (muncul April)dari Lyra, dan Taurid (muncul akhir Oktober dan
November) dari Taurus.
LAPISAN-LAPISAN BUMI
Menurut komposisi (jenis
dari material) -nya, bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut
:
* Kerak Bumi
* Mantel Bumi, Mantel
bumi terletak di antara kerak dan inti luar bumi. Mantel bumi merupakan batuan
yang mengandung magnesium dan silikon. Suhu pada mantel bagian atas
±1300°C-1500°C dan suhu pada mantel bagian dalam ±1500°C-3000°C.
* Inti Bumi
Sedangkan
menurut sifat mekanik (sifat dari material) -nya, bumi dapat dibagi menjadi
lapisan-lapisan sebagai berikut :
* Litosfir
* Astenosfir
* Mesosfir
* Inti Bumi bagian luar, Inti bumi bagian luar merupakan salah satu bagian dalam bumi yang melapisi inti bumi bagian dalam. Inti bumi bagian luar mempunyai tebal 2250 km dan kedalaman antara 2900-4980 km. Inti bumi bagian luar terdiri atas besi dan nikel cair dengan suhu 3900°C.
* Inti Bumi bagian dalam, Inti bumi bagian dalam merupakan bagian bumi yang paling dalam atau dapat juga disebut inti bumi. inti bumi mempunyai tebal 1200km dan berdiameter 2600km. inti bumi terdiri dari besi dan nikel berbentuk padat dengan temperatur dapat mencapai 4800°C.
TEORI
TERBENTUKNYA BUMI
Bumi bukanlah benda di jagat raya yang muncul dengan
sendirinya dalam bentuk yang sempurna. Bumi terbentuk melalui proses yang
panjang dan terus berkembang hingga terbentuk sekarang ini. Para ilmuwan
berpendapat bahwa proses pembentukan Bumi sudah dimulai sejak bermiliar-miliar
tahun yang lalu. Planet Bumi bermula dari awan raksasa yang selalu berputar di
antariksa. Awan raksasa tersebut akan membentuk bola-bola yang menarik
butir-butir debu dan gas. Bola-bola debu dan gas inilah awal mula terbentuknya
Bumi, planet-planet, serta bulan-bulan lain.
Saat gravitasi Bumi semakin besar, gas dan debu tersebut akan termampat dan semakin lama semakin padat. Hal ini menyebabkan Bumi semakin panas dan menjadi bola berpijar. Bagian luar Bumi lambat laun mulai mendingin dan mengeras. Tetapi Bumi belum dingin sama sekali. Bagian tengah Bumi masih sangat panas. Proses pembentukan Bumi di atas hampir sama dengan pendapat Kant-Laplace yang mengemukakan bahwa Bumi ini mulai terbentuk selama bermiliar tahun yang lalu ketika dilepaskan dari matahari dalam bentuk gas pijar, yang lambat laun mendingin dan membentuk kerak batuan.
Saat gravitasi Bumi semakin besar, gas dan debu tersebut akan termampat dan semakin lama semakin padat. Hal ini menyebabkan Bumi semakin panas dan menjadi bola berpijar. Bagian luar Bumi lambat laun mulai mendingin dan mengeras. Tetapi Bumi belum dingin sama sekali. Bagian tengah Bumi masih sangat panas. Proses pembentukan Bumi di atas hampir sama dengan pendapat Kant-Laplace yang mengemukakan bahwa Bumi ini mulai terbentuk selama bermiliar tahun yang lalu ketika dilepaskan dari matahari dalam bentuk gas pijar, yang lambat laun mendingin dan membentuk kerak batuan.
Walaupun banyak teori atau pendapat dari para ilmuwan tentang proses pembentukan Bumi, tetapi tidak seorang pun yang sungguhsungguh mengetahui dengan pasti bagaimana dan kapan Bumi terbentuk. Ya, menjadi tantangan bagi dunia ilmu pengetahuan yang suatu saat bisa kamu pecahkan.
Proses perkembangan planet Bumi dari masa ke masa tidak dapat dipisahkan dengan sejarah terbentuknya tata surya. Hal ini dikarenakan Bumi merupakan salah satu anggota keluarga Matahari, di samping planet-planet lain, komet, asteroid, dan meteor.
Berdasarkan hipotesis nebula (teori kabut gas) yang dikembangkan oleh seorang ahli filsafat Jerman, Immanuel Kant (1755) serta ahli astronomi Prancis, Pierre Simon Marquis de Laplace (1796), diperoleh gambaran bahwa sistem tata surya berasal dari massa gas (kabut gas) yang bercahaya dan berputar perlahan-lahan.
Massa gas tersebut secara berangsur-angsur mendingin, mengecil, dan mendekati bentuk bola. Oleh karena massa gas itu berotasi dengan kecepatan yang makin lama semakin tinggi, pada bagian khatulistiwanya (ekuator) mendapat gaya sentrifugal paling besar, massa tersebut akhirnya menggelembung. Akhir dari bagian yang menggelembung tersebut, ada bagian yang terlepas (terlempar) dan membentuk bola-bola pijar dengan ukuran berbeda satu sama lain.
Massa gas induk tersebut akhirnya menjadi Matahari, sedang kan bola-bola kecil yang terlepas dari massa induknya pada akhirnya mendingin menjadi planet, termasuk Bumi. Pada saat terlepas dari massa induknya, planet-planet anggota tata surya masih merupakan bola pijar dengan suhu sangat tinggi. Oleh karena planet berotasi, ada bagian tubuhnya yang terlepas dan berotasi sambil beredar mengelilingi planet tersebut. Benda tersebut selanjutnya dinamakan Bulan (satelit alam).
Menurut hasil penelitian para ahli astronomi dan geologi, Bumi terbentuk atau terlepas dari tubuh Matahari sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu. Perkiraan kelahiran Bumi ini didasarkan atas penelaahan Paleontologi (ilmu yang mempelajari fosil-fosil sisa makhluk hidup purba di masa lampau) dan stratigrafi (ilmu yang mempelajari struktur lapisan-lapisan batuan pembentuk muka Bumi).
Gambar 2.13 Siklus Pembentukan Bumi
Ilustrasi siklus pembentukan Bumi terbagi menjadi:
(a) Bumi masih berbentuk bola pijar;
(b) Bumi mendingin berangsur-angsur membentuk litosfer;
(c) pembentukan atmosfer Bumi;
(d) Bumi terbentuk sempurna.
Pada saat terlahir sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, Bumi kita masih merupakan bola pijar yang sangat panas. Lama kelamaan secara berangsur-angsur Bumi kita mendingin. Akibat proses pendinginan, bagian luar Bumi membeku membentuk lapisan kerak Bumi yang disebut litosfer. Selain pembekuan kerak Bumi, pendinginan massa Bumi ini mengakibatkan terjadinya proses penguapan gas secara besar-besaran ke angkasa. Proses penguapan ini terjadi dalam jutaan tahun sehingga terjadi akumulasi uap dan gas yang sangat banyak.
Pada saat inilah mulai terbentuk atmosfer Bumi. Uap air yang terkumpul di atmosfer dalam waktu jutaan tahun tersebut pada akhirnya dijatuhkan kembali sebagai hujan untuk kali pertamanya di Bumi, dengan intensitas tinggi dan dalam waktu yang sangat lama. Titik-titik air hujan yang jatuh selanjutnya mengisi cekungan-cekungan muka Bumi membentuk bentang perairan laut dan samudra.
Seorang ahli ilmu cuaca dari Jerman yang bernama Alfred Wegener (1912), dalam teorinya yang terkenal, yaitu Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Theory) mengemukakan bahwa sampai sekitar 200 juta tahun yang lalu, di Bumi baru ada satu benua dan samudra yang maha luas. Benua raksasa ini dinamakan Pangea, sedangkan kawasan samudra yang mengapitnya dinamakan Panthalasa.
Sedikit demi sedikit Pangea mengalami retakan-retakan dan pecah. Sekitar 180 juta tahun yang lalu, benua raksasa tersebut pecah menjadi dua, yaitu pecahan benua di sebelah utara dinamakan Laurasia dan di bagian selatan dinamakan Gondwana. Kedua benua itu dipisahkan oleh jalur laut sempit yang dinamakan Laut Tethys. Sisa Laut Tethys pada saat ini merupakan jalur cebakan minyak Bumi di sekitar laut-laut di kawasan Timur Tengah.
Gambar 2.14 Continental Drift Theory Continental Drift Theory dari Alfred Wegener mengenai terbentuknya massa daratan Bumi.
Baik di antara Laurasia maupun Gondwana kemudian terpecah-pecah lagi menjadi daratan yang lebih kecil dan bergerak secara tidak beraturan dengan kecepatan gerak berkisar antara 1–10 cm pertahun. Dalam sejarah perkembangan planet Bumi, Laurasia merupakan cikal bakal benua-benua yang saat ini letaknya di sebelah utara ekuator (belahan Bumi utara), meliputi Eurasia, Amerika Utara, dan pulaupulau kecil di sekitarnya. Adapun Gondwana merupakan cikal bakal benua-benua di belahan Bumi selatan, meliputi Amerika Selatan, Afrika, Sub Benua India, Australia, dan Antartika.