Judul : PEMANFAATAN ICT DALAM PEMBELAJARAN oleh Ace Suryadi
Sistem pembelajaran
konvensional di sekolah kian diyakini sebagai sistem yang tidak efektif lagi. Sistem pembelajaran konvensional memiliki
ciri-ciri antara lain kelas yang tertutup di sekolah yang juga tertutup dari
lingkungan sekitarnya; setting ruangan yang statis dan sangat formal; guru
menjadi satu-satunya sumber ilmu dan pengetahuan bagi siswa dan mengajar secara
linier; menggunakan papan tulis sebagai sarana utama dalam proses transfer of
knowledge; mengupayakan situasi dan kondisi belajar yang hening untuk
mendapatkan konsentrasi belajar yang
maksimal; menggunakan buku
wajib yang cenderung menjadi satu-satunya referensi yang sah di kelas; serta
model ujian dengan soal-soal pilihan ganda (multiple choices) yang hasilnya
menjadi ukuran kemampuan siswa. Semua aspek dalam proses pembelajaran itu kini
dinilai mengandung banyak kelemahan yang bahkan secara agregatif menjadi
kontraproduktif terhadap pengembangan diri dan intelektual siswa.
Perubahan yang cepat pada masa
sekarang ini disebabkan terutama oleh kemajuan teknologi. Teknologi dapat
dianggap sebagai katalis perubahan, yakni membuat perubahan jadi revolusioner,sangat cepat dan intensif. Dalam
dunia pendidikan dan pengetahuan, revolusi ini
sedang berlangsung dan berdimensi ganda, yaitu menghubungkan penelitian
otak modern yang mengagumkan dengan
kekuatan informasi dan pengetahuan yang dapat diakses secara cepat dan mudah melalui teknologi informasi dan
komunikasi (Information and Communication Technology, ICT).
Menggunakan teknologi dalam proses
pembelajaran niscaya mempunyai kelebihan, yakni
mempermudah dan mempercepat kerja siswa (mengefisienkan), juga
menyenangkan karena siswa berinteraksi
dengan warna-warna, gambar, suara, video, dan sesuatu yang instan. Situasi
dan kondisi yang menyenangkan ini
sebenarnya menjadi faktor yang sangat penting dan esensial untuk mencapai efektivitas belajar. Di sini
teknologi mampu membangkitkan emosi positif dalam proses belajar.
Selain membantu menciptakan
kondisi belajar yang kondusif bagi mental siswa, peran penting kedua dari
teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran adalah menyediakan
seperangkat media dan alat (tools) untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan siswa,
serta tentu saja memberi keterampilan penggunaan teknologi tinggi (advanced
skills).
Judul : PEMANFAATAN TEKNOLOGI
INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA
oleh Budi Murtiyasa
Kemajuan Teknologi Informasi
dan Komunikasi telah mendorong terjadinya banyak perubahan, termasuk dalam
bidang pendidikan yang melahirkan konsep e-learning. Dengan e-learning,
pembelajaran matematika menjadi lebih efektif dan efisien untuk mencapai daya
matematika. E-learning memungkinkan peserta didik untuk aktif dan kreatif.
E-learning memberikan para peserta didik, pendidik, dan pengelola pendidikan untuk
mengambil banyak manfaat, di antaranya fleksibilitas program dan bahan pembelajaran
dapat dibuat lebih menarik dan berkesan. Integrasi teknologi informasi dan komunikasi
pada pendidikan akan meningkatkan kualitas pembelajaran matematika. Dampak
ikutan dengan integrasi teknologi informasi dan komunikasi pada pendidikan
adalah mendorong percepatan
computer literacy pada masyarakat Indonesia.
Kekuatan TIK telah mendorong
terjadinya perubahan dalam pembelajaran. Pemanfaatan TIK pada pembelajaran
memberikan banyak keuntungan, baik bagi peserta didik, pendidik, maupun
pengelola pendidikan. TIK dapat memfasilitasi model pembelajaran yang berpusat
pada peserta didik, sehingga peserta didik dapat lebih aktif dan kreatif. Model
Pengembangan TIK di lembaga-lembaga pendidikan dapat dilaksanakan dalam empat
tahapan, yaitu emerging, applying, infusing, dan transforming, bergantung pada
ketersediaan infrastruktur yang ada serta kesiapan sumberdaya manusia. Integrasi
TIK pada pembelajaran matematika dapat mendorong dicapainya daya matematika
oleh peserta didik. TIK dapat digunakan untuk menfasilitasi peningkatkan kualitas
pembelajaran matematika melalui model expositoy based learning, inquairy based
learning, cooperative based learning, dan individual based learning. Oleh
karena itu, TIK dapat digunakan untuk mendesain tutorial, presentasi, simulasi,
pemecahan masalah, dan permainan matematika yang dapat mendorong tercapainya
daya matematika.
Pada akhirnya, bahan
pembelajaran e-learning memang dimungkinkan diberikan secara mandiri kepada
para peserta didik. Tetapi dalam tahap awal pelaksanaannya, tenaga pengajar
tetap memainkan peran yang penting dalam mendidik peserta didiknya. Yang patut
kita renungkan dan perlu segera tindakan nyata adalah kita perlu segera
mempersiapkan SDM yang memiliki kemampuan kompetitiff yang tinggi di era
informasi ini. Kita memerlukan SDM yang menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi yang baik dengan dukungan dan pemahaman tentang TIK yang memadai. Demikian
halnya diperlukan pendidik matematyika yang mampu memanfaatkan TIK pada
pembelaarannya untuk menunjang tercapainya daya matematika bagi peserta didik.
Judul : Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Pembelajaran oleh Muskin Wijaya
Belajar dengan teknologi berarti
belajar yang dipusatkan bagaimana teknologi memberikan makna pada pembelajaran
suatu kurikulum yang sudah ditentukan, termasuk di dalamnya tiga hal berikut.
1. Presentasi, demonstrasi,
dan manipulasi data.
2. Penggunaan kurikulum dalam
bentuk aplikasi yang khusus seperti permainan, drill dan latihan, simulasi
tutorial, laboratorium virtual, visualisasi, grafik, komposisi, dan sistem
pakar.
3. Penggunaan informasi dan
sumber-sumber lainnya baik pada CD ataupun sumber online seperti ensiklopedia,
peta dan atlas interaktif, jurnal dan referensi elektronik lainnya.
Belajar melalui komputer dan
internet pada dasarnya memadukan proses belajar dengan bentuk teknologi yang
digunakannya. Dalam hal ini melibatkan pemberdayaan kurikulum dengan aktivitas-aktivitas
yang terkait dan mendukung kurikulum tersebut.
Teknologi informasi dan
komunikasi dapat: (1). Memperluas Akses Pendidikan, (2) Meningkatkan Kompetensi
Peserta Didik, (3). Meningkatkan Kualitas Pembelajaran, dan (4) Meningkatkan
Transformasi Lingkungan
Belajar.